Jumat, 14 Agustus 2009
Kamis, 11 Juni 2009
goresan pena 14
Untuk Kekasihku..
Satu persatu bayang itu pergi dari nyata ku
Derap-derap langkah berlalu memungkir
Huhh….
Mengapa kelu
Mengapa rindu
Mengapa dada ini sakit
Sedetik berlalu tanpa warnamu
Mengapa sepi
Mengapa perih
Mengapa hati ini terisak
Sesaat tak kudengar suaramu
Aku memang cemburu
Bahkan angin malam sekalipun
Sabtu, 30 Mei 2009
goresan pena 13
Buat Kekasihku
Desir kerinduan menggelayut di ranting-ranting cemara
Tatap nanar sang burung menguntit disetiap hela nafas
Tak ada lagi ceria mu ku rasakan
Karna mentari senja menutup matanya
Suara kehilangan itu
Sayup-sayup terdengar lagi
Di setiap kelok jalan yang ku lalui
Bahkan jelas ku rasakan
Ada sinar kehilangan di sudut matanya
Selasa, 26 Mei 2009
goresan pena 12
Sekiranya kau tau
Betapa setiap malam aku mencucurkan bening di pelupuk mata
Mengingatmu dalam setiap balutan mimpi
Dalam gelap reruntuhan,
di antara rintih malam
Ingin ku muntahkan segala keluh di hati
Lewat angin malam kusapa sunyi
Tapi kau tak bergeming dalam lelap
Menikmati getir yang tak berkesudahan
oh kekasihku..
kemana bayangmu kini
aku lemah tanpa kasihmu
hilang arah menghiba cintamu
Ingin ku raup lilin-lilin malam
dan ku tambatkan di pelupuk jiwa
namun badai terlalu cepat menerjang
Hingga tak sempat ku rengkuh cahyamu
Rabu, 20 Mei 2009
goresan pena 11
DAN MAUT PUN BERTANYA
Karya : Auf Abdillah
Dan maut pun bertanya
Siapkah kau ku pinang
Dikala dunia menggenggam erat nyenyak mu??
Meninggalkan bau amis pergumulan nafsu
Menepi dipusaran bumi
Menyongsong gelap kesendirian
Dan maut pun bertanya
Siapkah kau menyesal??
Merintih membayangkan nasib
Terlunta dikesepian
Mengerang meregang pedih peri
Dan maut pun bertanya
Apakah karena dunia
Dirimu menjadi pelupa
Bahkan pura-pura lupa
Dan maut pun bertanya
Walau seribu Tanya tetap menanya
Maut terus bertanya
goresan pena 10
Masih Mengingat Mu
karya : Auf Abdillah
Kekosongan ini menyisakan ruang teramat perih
Tak sempat termuntahkan hasrat
Karena kau berlalu begitu cepat
Hilang tak berbekas
Hanya goresan-goresan luka itu
Dan gurat tangis kehampaan
Yang kau sisakan sesaat kepergian
Dan bau tubuh mu masih terasa kental sekali
Di selimut malam bulan ke tujuh
goresan pena 9
INSYAF
Karya: Auf Abdillah
Dan detik berlalu begitu cepat
Menghentak membelah kekosongan
Ingin ku lumuri diri ini dengan menyebut namaMu
Di peluh malam yang menyucikan
Tapi bibir ini kelu
Tapi bibir ini terasa getir
Apakah gunungan karang itu
Menjadikan tabir penghalang cahya
Sehingga tetes embun tak sempat menyentuh kerasmu
Ya Allah bimbing lah aku kejalanMu
Tetapkan hati ini dengan senatiasa menyebut AsmaMU
Allahumma tsabbit qolbi `aladdiinika wa too`atika..