Jangan Kau Acuhkan Aku
S`lalu kutanyakan kepada embun pagi
Apakah akan tertanam
Setangkai mawar ditanah yang gersang?
Ku tanya pula awan
Akankah hujan mengucur dari langit
Ketika terik menggerogoti bumi?
Lalu ku sapa angin malam
Dapatkah bintanq bersinar
Ditengah kabut tebal yang pekat?
Hatiku teriris
Ketika embun pagi mengatakan
Tunas yang dulu telah layu disapa kemarau
Jiwa ku remuk
Karena sang awan berseringai
Gersang kerontang kian meradang
Harap ku pun semakin luluh
Karena angin malam berbisik
Sang bintang enggan bersua
Tuhan
Jangan kau acuhkan aku
Karena dosa ku dimasa lalu
S`lalu kutanyakan kepada embun pagi
Apakah akan tertanam
Setangkai mawar ditanah yang gersang?
Ku tanya pula awan
Akankah hujan mengucur dari langit
Ketika terik menggerogoti bumi?
Lalu ku sapa angin malam
Dapatkah bintanq bersinar
Ditengah kabut tebal yang pekat?
Hatiku teriris
Ketika embun pagi mengatakan
Tunas yang dulu telah layu disapa kemarau
Jiwa ku remuk
Karena sang awan berseringai
Gersang kerontang kian meradang
Harap ku pun semakin luluh
Karena angin malam berbisik
Sang bintang enggan bersua
Tuhan
Jangan kau acuhkan aku
Karena dosa ku dimasa lalu
Karya: Auf Abdillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar